Sejak tahun 2005, masyarakat tani di Jawa Barat
mengalami perubahan budaya. Pekerjaan merontokkan hasil panenan padi dengan
tenaga manusia berangsur beralih dengan penggunaan teknologi modern.
Power Thresher ini
merupakan hasil inovasi pemuda Indramayu. Lucky Wakidi namanya. Suatu hari,
Lucky yang berasal dari keluarga petani merenung. Hasil panen padi seluas satu
hektar tidak cukup dirontokkan dalam satu hari. Padahal, pekerjaan merontokkan
itu dilakukan 30 orang. Apalagi, seiring perkembangan zaman, tenaga kerja di
pertanian kian berkurang. Banyak pemuda migrasi ke kota. Hasil produksi padi
pun menyusut. Salah satunya disebabkan lahan pertanian yang diokupasi untuk
pembangunan properti.
Tahun 2004, Lucky mulai merakit mesin perontok padi power
thresher. Mesin perontok padi multi guna ini mulai diuji coba untuk pertanian
keluarga. Mulai dari engine kecil, terkendala macet, soal padi putar
buang, dan kendala lain yang muncul selalu diperbaiki. Akhirnya, setahun
kemudian, power thresher hasil
inovasinya layak untuk digunakan.
Sebelumnya, 30 orang perontok padi tidak cukup untuk menuntaskan hasil panen
padi seluas satu hektar dalam satu hari. “Tapi dengan mesin perontok ini bisa
selesai dalam satu hari, cukup 2 sampai tiga orang saja,” ungkap bapak satu anak
ini.
Berdiri pada awal tahun 2008, di bawah bedera CV. ARJUNA IRENG kami pun memperkenalkan power thresher
ini, saat memperkenalkannyapun masih banyak kendala dari di demo warga, di
tolak, dll. Perusahaan
kami mengambil unsur pewayangan dimana awal cerita kehidupan yang terus turun
temurun. Maka terciptalah produk perontok kami dengan nama ARJUNA IRENG, kenapa
ARJUNA IRENG?
Arjuna
ireng adalah sosok gatot kaca keturunan dari bima, dan bima di katakana di
pewayangan adalah sosok yang bertenaga besar